Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI menyebutkan terdapat beberapa tantangan dalam penerapan bahan bakar minyak (BBM) dengan spesifikasi standar Euro 4.
Asisten Deputi Minyak dan Gas, Pertambangan dan Petrokimia, Deputi Koordinator Bidang Pengembangan Usaha BUMN, Riset dan Inovasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Herry Permana menyebutkan, setidaknya terdapat tiga tantangan penerapan BBM standar Euro 4 di Indonesia.
“Pertama, ketersediaan BBM setara Euro 4 yang masih terbatas,” kata Herry dalam acara Multi-Stakeholder Consultation Meeting Persiapan Pasokan BBM untuk Euro 4, Jumat (9/7/2024).
Herry menjelaskan, saat ini, BBM setara Euro 4 masih tersedia melalui Pertamax Turbo terbatas di kota besar. Pertamina pun sedang menyiapkan kilang dengan program Refinery Development Master Plan (RDMP) dan Grass Root Refinery (GRR) yang akan menghasilkan BBM setara Euro 4 atau bahkan Euro 5.
Tantangan kedua adalah harga BBM setara Euro 4 dianggap lebih mahal. Herry menjelaskan jika disparitas atau perbedaan harga Euro 4 dan BBM existing dinilai terlalu besar sehingga diperlukan ruang fiskal dalam pembiayaan penyediaan BBM Euro 4. Penentuan harga BBM perlu juga mempertimbangkan aspek daya beli masyarakat dan inflasi.
Tantangan selanjutnya, kata Herry, yaitu kesadaran masyarakat terkait lingkungan. Harga masih menjadi pertimbangan utama konsumen dalam membeli bahan bakar, belum memperhatikan aspek lingkungan.
Baca Juga
“Komunikasi kepada masyarakat penting untuk membangun kesadaran lingkungan,” kata dia.
Pada pemberitaan Bisnis sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mengkaji kemungkinan penerapan secara bertahap bahan bakar minyak (BBM) standar Euro 4 untuk produk Biosolar 48 subsidi dalam waktu dekat.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, rencananya uji coba itu bakal dilakukan lebih dahulu untuk wilayah Jawa Barat bagian utara dan Jakarta.